Review baterai Li-Ion dan Li-po
Kali ini kita bakalan membahas apa saja Perbedaan baterai Li ion dan Li po, bagus mana diantara baterai ini untuk anda gunakan.
Baterai lithium adalah komponen vital dalam smartphone modern, dengan dua jenis utama yang sering digunakan: baterai li ion dan baterai lithium polymer (li po).
Baterai li ion adalah teknologi lama yang tetap populer karena kepadatan energinya yang tinggi dan li ion voltage range yang luas, memungkinkan performa yang efisien dalam perangkat kecil.
Di sisi lain, baterai polimer lithium atau lipo, merupakan jenis baterai lithium yang lebih baru dengan keunggulan fleksibilitas desain dan keamanan yang lebih baik.
Meskipun battery lippo cenderung lebih mahal, keunggulannya dalam stabilitas termal dan risiko kebocoran yang lebih rendah membuatnya semakin diminati di pasar smartphone kelas atas.
Memahami perbedaan antara jenis baterai lithium ini penting untuk memilih perangkat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pengguna.
Beda Baterai Li-Ion vs Li-Po dalam Smartphone
Dalam dunia smartphone, dua jenis baterai yang paling umum digunakan adalah Lithium-Ion (Li-Ion) dan Lithium-Polymer (Li-Po).
Meskipun keduanya terlihat mirip, mereka memiliki teknologi yang berbeda serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah perbandingan antara baterai Li-Ion dan Li-Po.
1. Teknologi dan sejarah pengembangan
Lithium-Ion (Li-Ion):
Baterai Li-Ion merupakan teknologi yang lebih tua, dikembangkan sejak tahun 1912. Namun, baterai ini baru diproduksi secara komersial pada tahun 1991.
Baterai ini menggunakan elektroda positif dan negatif yang dipisahkan oleh elektrolit cair, biasanya berupa etilen karbonat atau dietil karbonat.
Karena elektrolitnya berbentuk cair, Li-Ion memiliki keterbatasan dalam hal desain dan bentuk serta rentan terhadap kebocoran elektrolit jika terjadi kerusakan.
Lithium-Polymer (Li-Po):
Baterai Li-Po adalah teknologi yang lebih baru, mulai dikembangkan pada tahun 1970-an dan sekarang banyak digunakan dalam berbagai produk elektronik, termasuk smartphone.
Li-Po menggunakan elektrolit berbentuk gel atau solid yang lebih fleksibel dibandingkan elektrolit cair. Hal ini memungkinkan Li-Po untuk memiliki berbagai bentuk dan desain serta mengurangi risiko kebocoran elektrolit.
2. Kepadatan Energi
Li-Ion:
Baterai Li-Ion dikenal memiliki kepadatan energi yang tinggi, yang berarti dapat menyimpan lebih banyak energi dalam ukuran yang relatif kecil.
Ini membuat Li-Ion sangat cocok untuk digunakan dalam perangkat yang membutuhkan daya besar namun dalam bentuk yang compact, seperti smartphone dan kamera digital.
Li-Po:
Sementara itu, baterai Li-Po memiliki kepadatan energi yang sedikit lebih rendah dibandingkan Li-Ion. Hal ini berarti untuk kapasitas yang sama, baterai Li-Po mungkin memiliki ukuran yang sedikit lebih besar atau berat yang lebih berat.
Meskipun demikian, keunggulan Li-Po terletak pada fleksibilitas desain dan kemampuannya untuk diproduksi dalam berbagai bentuk yang tidak bisa dicapai oleh Li-Ion.
Informasi tambahan:
3. Keamanan dan risiko
Li-Ion:
Salah satu kekurangan utama dari baterai Li-Ion adalah risiko keamanan. Karena menggunakan elektrolit cair, Li-Ion dapat menjadi tidak stabil pada suhu ekstrem atau jika terkena kerusakan fisik, yang dapat menyebabkan kebocoran, ledakan atau kebakaran.
Namun, dengan perkembangan teknologi, baterai Li-Ion sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai mekanisme keamanan untuk mengurangi risiko tersebut.
Li-Po:
Di sisi lain, baterai Li-Po dianggap lebih aman dibandingkan Li-Ion. Elektrolit gel atau solid yang digunakan dalam Li-Po tidak mudah bocor, bahkan jika baterai mengalami kerusakan fisik. Selain itu, Li-Po lebih stabil dalam suhu ekstrem, membuatnya lebih aman digunakan dalam berbagai kondisi.
4. Biaya produksi dan harga
Li-Ion:
Baterai Li-Ion biasanya lebih murah untuk diproduksi dibandingkan dengan Li-Po. Ini karena proses produksi yang sudah lebih mapan dan volume produksi yang lebih besar.
Akibatnya, banyak smartphone kelas menengah dan bawah yang menggunakan baterai Li-Ion untuk menekan biaya produksi.
Li-Po:
Sebaliknya, baterai Li-Po memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena teknologi dan material yang digunakan lebih kompleks.
Oleh karena itu, baterai Li-Po biasanya ditemukan pada smartphone kelas atas atau flagship, yang menawarkan desain lebih premium dan performa lebih tinggi.
5. Siklus pengisian dan umur Baterai
Li-Ion:
Baterai Li-Ion memiliki siklus pengisian yang lebih panjang dibandingkan dengan Li-Po. Namun, satu kelemahan dari Li-Ion adalah kemampuan menyimpan kapasitas yang semakin menurun seiring dengan semakin banyaknya siklus pengisian. Setelah beberapa ratus siklus pengisian, kapasitas baterai Li-Ion dapat menurun secara signifikan.
Li-Po:
Meskipun memiliki siklus pengisian yang lebih pendek, baterai Li-Po memiliki keunggulan dalam hal keawetan kapasitas.
Baterai Li-Po cenderung lebih stabil dan tidak mudah mengalami penurunan kapasitas yang signifikan meskipun telah melalui banyak siklus pengisian. Hal ini membuatnya lebih tahan lama dalam penggunaan jangka panjang.
Terakhir
Dalam kesimpulannya, baik baterai Li-Ion maupun Li-Po memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Li-Ion unggul dalam hal kepadatan energi dan biaya produksi yang lebih rendah, namun memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi.
Sedangkan Li-Po menawarkan fleksibilitas desain, keamanan yang lebih baik dan umur baterai yang lebih tahan lama, meskipun dengan biaya produksi yang lebih tinggi.
Pemilihan jenis baterai yang digunakan pada smartphone biasanya tergantung pada prioritas desain, keamanan dan biaya dari produsen smartphone.
Kami harap sekarang anda sudah paham apa saja Perbedaan baterai Li ion dan Li po. Dan anda bisa beli di tempat jual Elektronik terdekat